clock

my game

Sorry, you will need the <a href="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer/" target="_blank">Flash Player</a> to play this game.
Add Games to your own site

my game

Sorry, you will need the <a href="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer/" target="_blank">Flash Player</a> to play this game.
Add Games to your own site

Senin, 17 Mei 2010

Doa Anak Saleh

Zaman dahulu, ada seorang saudagar kaya raya.
Hidupnya serba berkecukupan.
Semua anaknya dimanjakan tanpa didikan agama.
Mereka selalu berfoya-foya dengan harta orangtuanya.

Suatu hari, saugar itu jatuh sakit.
Namun, anak-anaknya tidak mau tahu.
Mereka tetap dengan kesenangan masing-masing.
Saugar itu sangat menyesal melihat kelakuan mereka.
Betapa ruginya mempunyai anak yang tidak terdidik.
Tak lama kemudian, saugar itu meninggal.
Ia bermimpi melihat tanah kubur terbelah manjadi dua.
Pada suatu malam,Abu Qulabah tidur di kuburan saugar kaya itu.

Ia melihat bayak orang yang keluar dari kuburnya.
Masing-masing orang yang keluar membawa obor.
Setiap obor mengeluarkan cahaya yang kemilau.
ada satu obor yang tidak bercahaya.
Obor itu adalah milik saugar tadi.
Abu Qulabah bertanya kepadanya.
"Wahai saudaraku! Mengapa obormu tidak bercahaya?"
Betul,Abu Qulabah!
Aku sangat malu terhadap teman-temanku disini.
Mereka mempunyai anak-anak yang saleh.
Setiap hari mereka mendapat kiriman do'a-do'a.
Pantaslah mereka sekarang mempunyai obor bercahaya.
Adapun aku sehari-hari selalu dalam kegelapan.
Aku mempuyai bayak anak di dunia.
Namun,aku tidak mandidik mereka.
Sekarang aku pun dilupakan.
Mereka tidak pernah mendo'akan aku.
Setiap hari mereka hanya berfoya-foya.
Harta peninggalanku tidak pernah digunakan untuk bersedekah.
Inilah kelainan ku didunia.
Harta yang bayak itu tidak bermanfaat bagiku.
Abu Qulahabah pun terbangun.
Hatinya iba mengingat nasib yang menimpa saudagar itu.
Abu Quiabah pergi ke rumah anak saudagar itu.
Ia menceritakan mimpinya kepada mereka.
Anak-anak saudagar itu menyesali perbuatan mareka selama ini.
Mereka berjanji akan mengubah sikap.
Mereka akan men do'akan ayah mereka setiap waktu.

Beberepa bulan kemudian,
Abu Qulabah bermimpi bertemu saudagar itu lagi.
Kali ini, saudagar itu membawa obor yang bercahaya cemerlang.
Cahaya itu melebihi milik teman-temannya.
Saudagar itu mendekati Abu Qulabah.
Saudagar itu berterima kasih kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar favorit blog saya